Junta Myanmar Bebaskan Hampir 6.000 Tahanan

Junta Myanmar Bebaskan Hampir 6.000 Tahanan
Junta Myanmar Bebaskan Hampir 6.000 Tahanan

Pemerintah militer Myanmar membebaskan hampir 6.000 tahanan di bawah amnesti massal untuk memperingati Hari Nasional Myanmar, Kamis (17/11/2022). Mereka yang dibebaskan termasuk seorang mantan diplomat Inggris, seorang ekonom Australia, dan pembuat film dokumenter Jepang.

Junta militer mengatakan, akan memberikan pengampunan kepada warga negara asing diantaranya ekonom Australia Sean Turnell, mantan duta besar Inggris Vicky Bowman, pembuat film Jepang Toru Kubota dan seorang warga negara AS.

“Amnesti diberikan atas alasan kemanusiaan dan untuk menandai Hari Nasional Myanmar,” kata Junta Myanmar menurut media militer, dikutip laman Independent, Kamis.

Sebanyak 5.774 tahanan pria dan 676 tahanan wanita diberikan amnesti. Langkah tersebut telah menimbulkan kelegaan dan dirayakan oleh para aktivis, pengacara dan anggota keluarga para tahanan yang dipenjara.

Namun, belum ada konfirmasi independen segera dari empat tahanan asing yang dibebaskan. “Kami menyambut baik laporan sehubungan dengan Profesor Sean Turnell. Profesor Turnell terus menjadi prioritas pertama kami. Karena itu, kami tidak akan berkomentar lebih lanjut pada tahap ini,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.

Turnell merupakan mantan penasihat ikon demokrasi pemimpin oposisi yang digulingkan Aung San Suu Kyi. Ia ditahan tak lama setelah kudeta dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di bawah Undang-Undang Rahasia Resmi.

Sementara Bowman dan Toru Kubota dipenjara awal tahun ini dan dijatuhi hukuman masing-masing satu tahun dan 10 tahun penjara. Kementerian luar negeri Jepang juga mengkonfirmasi bahwa mereka telah diberitahu tentang rencana Myanmar untuk membebaskan Kubota, tetapi tidak memiliki rincian lebih lanjut. Selain itu pembuat film dokumenter berusia 26 tahun yang berbasis di Tokyo dilaporkan dalam keadaan sehat.

Meda yang dikelola junta, MRTV mengatakan, warga negara Amerika Kyaw Htay Oo, serta 11 selebriti lokal Myanmar, termasuk di antara ribuan tahanan yang dibebaskan. Myanmar telah menghadapi isolasi diplomatik yang meningkat dari negara-negara Barat serta tetangga Asia setelah kudeta 1 Februari 2021.

Militer menurunkan tank dan menangkap Suu Kyi, presiden Myanmar Win Myint dan para pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya dengan alasan pemilihan kecurangan dalam pemilu November 2020. Sebagai tindak lanjut, militer melepaskan tindakan keras brutal terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi untuk menekan protes nasional dan perlawanan bersenjata yang oleh beberapa pakar PBB dicirikan sebagai perang saudara.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *