Telkomsel, entitas anak usaha dari PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), menanggapi penurunan kinerja saham GOTO adalah suatu hal yang wajar akibat fluktuasi pasar. Selain itu, Telkomsel menilai investasi yang dilakukan pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah memperkuat ekonomi digital nasional secara berkelanjutan.

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengungkapkan, bahwa investasi yang dilakukan oleh Telkomsel kepada GOTO menjadi bagian dari strategi investasi dari perusahaan dengan latar belakang pengembangan bisnis yang bertujuan untuk terus menghadirkan potensi new revenue generator beyond connectivity.

Hingga kuartal III-2022, GoTo telah melayani lebih dari 67 juta pengguna, dengan pertumbuhan jumlah pesanan di ekosistem GoTo mencapai 28% (YoY).

”Sehingga Telkomsel tetap berkomitmen dan optimis dengan keberlanjutan langkah strategis tersebut, dengan fokus jangka panjang dan terus mendorong peningkatan pertumbuhan bisnis kedepannya, melalui upaya synergy value yang berkesinambungan dengan memanfaatkan keunggulan aset kedua perusahaan,” jelasnya kepada Investor Daily, Senin (5/12/22).

READ  Aplikasi Edit Foto Terbaik di HP, Bikin Konten Aesthetic!

Ia menambahkan, sejauh ini synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama GoTo telah yakni memperkuat layanan berbasis digital, mendorong inovasi, dan meningkatkan pengalaman bagi konsumen dan pelaku usaha kecil (UMKM) di Indonesia yang turut mendorong performa lini bisnis utama Telkomsel, serta mengembangkan potensi inovasi kolaborasi layanan bersama, di antaranya yakni Paket Swadaya Telkomsel (paket data internet) khusus untuk mitra Driver Gojek dan Merchant GoFood.

Kemudian, digitalisasi mitra reseller/outlet telkomsel di ekosistem GoShop, lalu solusi layanan call masking dari Telkomsel nGage, solusi penyamaran kontak untuk kenyamanan operasional layanan Gojek dalam berkomunikasi antara mitra driver Gojek dengan pelanggannya. Bersama dengan GOTO, Telkomsel juga berhasil menggenjot integrasi solusi layanan iklan digital MyAds (Telkomsel) dan Gobiz, pemasaran bersama bundling games PUBG.

Belum berhenti sampai di situ, manfaat dari kolaborasi kedua perusahaan tersebut juga meliputi kerja sama penjualan GoScreen oleh Digiads (platform solusi iklan digital dari Telkomsel), penukaran voucher Gojek di Telkomsel POIN, program aktivasi pengemudi & GoFood penjual menjadi reseller di Digipos (aplikasi penjualan untuk mitra outlet Telkomsel).

READ  Transformasi Digital Perlu Akselerasi untuk Topang Ekonomi Nasional

Terakhir, Telkomsel dengan GOTO juga membentuk perusahaan Join Venture (JV) PT Telkomsel Ekosistem Digital (anak usaha Telkomsel) dan PT Aplikasi Multimedia Anak Bangsa (anak usaha GoTo), mendirikan perusahaan publisher game, Majamojo.

“Dengan demikian, kami meyakini kolaborasi dari synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama Gojek telah memperkuat ekonomi digital nasional secara berkelanjutan,”ujarnya.

Soal kinerja saham GOTO yang terus melemah pascaberakhirnya periode lockup tanggal 30 lalu, Saki menilai hal itu adalah hal wajar akibat fluktuatif di pasar yang akan mengikuti perkembangan pasar. Seiring dengan kondisi GOTO yang saat ini sudah menjadi perusahaan terbuka. “Dampaknya bisa saja berjalan dalam jangka pendek. GOTO tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi GoTo dalam pengembangan bisnis, khususnya di sektor digital secara jangka panjang,” pungkasnya.

Berdasarkan catatan Investor Daily, Dalam paparan kinerja yang disampaikan GOTO belum lama ini, perseroan melaporkan nilai Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp 161 triliun pada kuartal III-2022 atau meningkat 33% dibanding tahun lalu. Peningkatan juga diiringi dengan kenaikan pendapatan kotor yang mencapai Rp 5,9 triliun. Selain itu, pendapatan kotor GOTO naik Rp 385 miliar dalam satu kuartal terakhir.

READ  Rishi Sunak untuk Pertama Kalinya ke Irlandia Utara Sebagai PM

Jumlah beban promosi kepada pelanggan, penjualan, dan pemasaran keseluruhannya membaik 6,1% dibanding kuartal kedua. Beban umum dan administrasi juga berhasil digunting sebanyak 9,6% menjadi Rp 2,9 triliun.

Menurut Nico, pertumbuhan GTV GOTO berhasil diraih disaat manajemen memangkas biaya promosi dan insentif. Hal ini, juga menunjukkan loyalitas pelanggan GOTO dengan tetap bertransaksi di platform, meski promosi sudah berkurang. “Loyalitas pelanggan juga terlihat dari pengguna bertransaksi selama 12 bulan terakhir yang tumbuh 20% dibanding tahun lalu. Rata rata belanja per user juga meningkat sebanyak 18%, dan jumlah transaksi tumbuh 28% secara YoY,” tutur Nico.