Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, tidak ada satupun negara di dunia yang menyatakan dengan tegas dapat menghadapi ancaman krisis pangan di 2023 dan 2024. Seluruh negara merasa resah dengan ancaman tersebut yang disebabkan oleh banyak faktor.

“Saya mendampingi Ibu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) di Washington menghadapi sebuah forum seluruh menteri keuangan sedunia G20 bersama menteri pertanian. Itu menjadi salah satu topik yang memang tidak bisa dipungkiri, semua negara resah terhadap krisis pangan diakibatkan dengan multikompleks masalah dari tantangan yang ada,” ujar Mentan Syahrul dalam diskusi publik “Outlook Sektor Pertanian 2023” yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

READ  Luhut Nilai Pernikahan Kaesang-Erina Gerakkan Roda Ekonomi

Karenanya, Mentan Syahrul berharap apa yang menjadi kebijakan dunia yang juga menjadi inisiasi pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 bisa diangkat secara global atau mendunia.

“Semua negara harus memberikan prioritas utama kepada pertanian dan ketahanan pangannya, jadi super prioritas teratas. Masalah pertanian harus menjadi super prioritas teratas,” ujarnya.

Mentan Syahrul menegaskan, pertanian dan pangan adalah human right, sehingga tidak ada negara yang boleh menutup negaranya bila ada masalah yang menyangkut pangan.

“Itu kita sepakati di Washington kemarin. Lalu tidak boleh ada negara yang menutup hanya kepentingan negaranya dan membuat ekosistem perdagangan pangan bersoal. Contohnya, kami sudah terlanjur makan gandum sangat besar di Indonesia, kemudian ada negara yang sumber gandum kemarin menutup. Ini merusak ekosistem yang ada dan ini tidak boleh dibiarkan seperti itu,” tegas Mentan.

READ  Ekspansi Bisnis, Anak Usaha ASSA Garap Jasa Pengiriman UMKM

Menurutnya, pertanian harus lebih serius diolah. Apalagi Indonesia diberikan keistimewaan berupa alam yang sangat bersahabat, serta jumlah penduduk yang sangat besar.

“Alamnya oke, mataharinya terus bersinar sebagai negara tropis, anginnya oke, airnya ada di mana-mana, tanahnya sampai di gunung ada. Kalau mau perbaiki bangsa ini, yang pertama, resource yang paling siap adalah pertanian. Kita tinggal intervensi lebih serius lagi dan bantu untuk menggunakan cara-cara dengan kemajuan teknologi,” kata Mentan.